SUMUTKINI.ID,MEDAN-Penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan sejumlah pegiat konservasi menjadi catatan baru bagi Bobby Nasution. Dalam 25 tahun terakhir, Bobby menjadi Gubsu pertama yang konsern terhadap konservasi dan pelestarian hutan.
Itu memang bukan kali pertama bagi Pemprov Sumut bekerjasama dengan non government organization (NGO) bidang konservasi dan pelestarian hutan. Namun pertemuan langsung Gubsu dan meneken Kesepakatan Bersama secara langsung dengan NGO, baru Gubernur Bobby yang melakukannya dalam setidaknya kurun 25 tahun belakangan.
“Ya baru kali ini lah saya kira dalam 20-25 tahun terakhir Gubsu langsung teken kerjasama dengan kawan-kawan NGO terkait pelestarian hutan,” ungkap Ketua Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Kusnadi, Rabu 29/10/225.
Kusnadi sendiri merupakan salahsatu dari 3 NGO yang hadir dan meneken langsung Kesepakatan Bersama dengan Gubernur Bobby pad Senin 27/10/2025 kemarin.
Selama ini, kata Kusnadi, kerjasama antara pegiat konservasi dan pelestarian hutan hanya pada level kepala dinas. Sehingga kami merasa seolah-olah Gubsu tidak mengetahui akan upaya-upaya pelestarian hutan yang dilakukan NGO.
Atas hal itu pula, Kusnadi yang juga Mantan Direktur Walhi Sumut itu menilai, Gubernur Bobby sebagai sosok yang konsern dan peduli terhadap konservasi dan pelestarian hutan. Dan ini menjadi poin penting bagi para pegiat dan aktivis untuk terus melakukan upaya-upaya konservasi dan pelestarian hutan.
“Kesepakatan Bersama ini menjadi payung bagi kami bahwa kita harus terus melestarikan hutan serta konservasi. Bersinergi dan kolaborasi dengan pemerintah di kabupaten/kota yang ada di Sumut,” tegas Kusnadi.
Disinggung poin-poin dalam kerjasama itu, Kusnadi menjelaskan setidaknya ada empat poin paling penting. Pertama konservasi , pelestarian hutan, Pendidikan Lingkungan hidup.
“Kemudian peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan serta kemudahan berkordinasi dengan Bupati/Walikota yang ada di Sumut,” terang Kusnadi.
Atas kerjasama itu pula, pihaknya akan melakukan tindaklanjut ke dinas terkait agar Kesepakatan Bersama itu menjadi kesuksesan bersama terhadap pelestarian hutan di Sumatera Utara.
Selain Yayasan Ekosistem Lestari, dua NGO lainnya yang meneken kerjasama itu yakni Yayasan Tangguh Hutan Khatulistiwa (TaHuKah) dan Yayasan Pelestari Ragam Hayati dan Cipta Fondasi (PRCF). Ketiganya tergabung dalam kolaborasi NGO Batang Toru yang selama ini aktif dalam pelestarian kawasan hutan di Sumut.
Sementara itu, apresiasi juga datang dari aktivis lingkungan Hidup Perkumpulan SOPO, Nonny Evasari Hamzah. Nonny mengaku bangga memiliki gubernur yang hadir langsung mengontrol upaya-upaya pelestarian hutan dan konservasi.
“Artinya pegiat lingkungan hidup dan konservasi tidak berjalan sendiri. Ada dukungan penuh langsung dari Gubernur Sumut. Dan ini patut kita syukuri,” terang Nonny.
Nonny berharap kerjasama itu mampu meningkatkan tata kelola kawasan hutan dan konservasi yang selama ini sudah baik. “Terutama soal peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan,” tukas Nonny.

















